Mengenal Hidroponik

Hidroponik adalah salah satu cara untuk melakukan budidaya tanaman. Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan bisa dibudidayakan dengan menggunakan metode ini.


Hidroponik adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni "hydro" yang berarti air dan juga "ponos" yang berarti bekerja dengan air. Teknik ini bekerja dengan tidak ditanam di atas tanah seperti cara tanam pada umumnya, melainkan memakai bantuan dari air.

Keunggulan Hidroponik

Menurut Asnarni Lubis dalam bukunya Modul Biologi: Hidroponik,berikut ini adalah keunggulan dari metode ini:

  • Solusi terbaik untuk menyalurkan hobi bercocok tanam bagi kamu yang tidak memiliki pekarangan yang luas.
  • Tidak perlu menggunakan pupuk yang banyak sehingga akan lebih hemat dibandingkan dengan media tanah.
  • Penggunaan air jauh lebih sedikit, Karena dalam penerapannya air adalah sumber media utama dalam menanam hidroponik.
  • Lingkungan budidaya tanaman jadi lebih besar karena tidak menggunakan media tanah.
  • Dapat ditanam di mana saja dan tidak membutuhkan pencahayaan yang banyak.
  • Bebas dari hama dan penyakit karena hal tersebut berasal dari tanah.
  • Apabila tanaman hidroponik untuk tujuan komersil maka dapat dijual dengan lebih tinggi karena kualitasnya yang tinggi.
  • Tidak perlu lagi mencangkok tanaman.
  • Dapat dengan mudah mengecek akar tanaman secara rutin sehingga bisa memastikan tanaman tersebut tumbuh dengan baik atau tidak.
  • Dapat dikonsumsi secara keseluruhan baik akar, buah, maupun batangnya karena bebas dari hama.
  • Proses pertumbuhan dan perkembangannya lebih cepat.

Jenis Metode Hidroponik

Setelah mengetahui definisi, manfaat, dan keunggulannya, kamu juga harus mengetahui jenis-jenis metode hidroponik. Berikut ini pembahasannya:


1. Aeroponic System

Cara kerjanya yakni larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan melalui nosel langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang terukur serta oksigen. Secara berkala akar akan selalu disemprotkan menggunakan nosel khusus dengan durasi tertentu agar akar tanaman tetap basah.

2. Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation)

Cara kerjanya sederhana yaitu dengan menggunakan timer untuk mengontrol kerja pompa air. Pada saat pompa air dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman, air irigasi diberikan perlahan-lahan dengan tetesan terputus-putus atau terus menerus berupa aliran tipis atau semprotan kecil.

3. Nutrient Film Technique

Sistem ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya selama minimal 10 hingga 14 jam setiap harinya. Nutrisi ini mengalir melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air dan begitu seterusnya.

4. Flood and Drain System

Jenis hidroponik ini dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.

5. Wick System

Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan perantara sejenis sumbu, seperti kain flanel atau bahan lainnya.

6. Water Culture

Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat dari Styrofoam dan mengapung langsung di atas cairan nutrisi. Dibantu pompa udara ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suplai oksigen tambahan ke akar-akar tanaman.

Komentar